Ini Bahaya Polusi Udara Bagi Kesehatan Anak, Mudah Terkena ISPA

Langit Jakarta mendung berkabut akibat polusi udara menjadi masalah lingkungan yang berdampak negatif bagi kesehatan. Cuaca ekstrem atau suhu tak menentu juga kerap menimbulkan berbagai macam penyakit. (Foto: Parboaboa/Hasanah)

PARBOABOA, Jakarta - Polusi udara menjadi masalah lingkungan yang berdampak negatif bagi kesehatan manusia, termasuk anak-anak. Ditambah lagi cuaca ekstrem yang berimbas pada tidak menentunya suhu juga kerap menimbulkan berbagai macam penyakit.

Menurut Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso, cuaca ekstrem imbas pemanasan global kerap memberikan dampak negatif bagi kesehatan anak, salah satunya anak mudah terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

"Jadi orangtua mungkin juga harus waspada terutama anak-anak jangan terlalu diumbar terutama pada saat kondisi cuaca sedang buruk atau mungkin sebaiknya di rumah saja, meski fitrahnya anak-anak semakin besar senang bermain dengan teman-temannya," katanya.

"Secara umum saya belum tahu datanya, tapi kalau di tempat praktek memang ya ada aja sih yang sakit itu, mungkin trennya tergantung cuaca karena di kita ada musim hujan dan kemarau ketika terjadi perubahan atau pancaroba itu bisa terjadi," jelas Piprim.

Menurut Piprim, beberapa penyakit yang ditimbulkan akibat polusi udara atau perubahan cuaca ekstrem ini mulai dari batuk, pilek, demam, infeksi saluran pernafasan akut dan sebagainya. Selain itu polusi udara juga bisa memperparah penyakit penyerta lain seperti alergi.

"Kalau dia ada alergi akibat polusi udara maka alerginya juga bisa saja meningkat. Saya kira itu yang lebih dominan," ungkapnya.

Dokter spesialis anak ini mengajak orangtua menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada anak, termasuk menerapkan standar protokol kesehatan yang pernah dilakukan saat pandemi COVID-19.

"Pandemi COVID-19 kemarin mengajarkan kita untuk memakai masker, jadi anak-anak yang rentan alergi kalau udah ke luar rumah dengan cuaca yang berdebu mungkin bagus juga kalau tetap diajarkan memakai masker," tuturnya.  

Selain itu, tambah Piprim, rumah bisa menjadi tempat yang cukup aman melindungi anak-anak dari ancaman berbagai penyakit dibanding di luar rumah karena akan terpapar langsung dengan polusi udara.

Sementara itu, Dokter Spesialis Anak dari Universitas Indonesia (UI), Shela Putri Sundawa mengakui imbas dari kualitas udara yang buruk, anak-anak lebih rentan sakit.

"Seminggu ini banyak anak yang sakit batuk, pilek bisa jadi murni karena infeksi, bisa jadi karena faktor udara Jakarta yang jelek banget. Bahkan di jam 6 pagi, kabut kebal sekali. Awalnya saya kira karena dingin, tapi udara enggak dingin, setelah cek monitor udara memang sangat tidak sehat," cuit Shela lewat akun Twitter miliknya, @oxfara, dikutip Parboaboa, Rabu (31/5/2023).

Berdasarkan data dari situs yang mengukur tingkat polusi udara, IQAir.com menyebut, Jakarta menjadi kota dengan polusi terburuk di dunia per hari ini, Rabu (31/5/2023).

Skor polusi udara di Jakarta mencapai 170 dengan konsentrasi saat ini PM2.5, atau 20,4 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.

Sementara di indeks nasional yang juga dilansir melalui IQAir, polusi udara Jakarta di posisi ke-2 setelah Tangerang Selatan yang mencatat skor 177.

Editor: Kurnia Ismain
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS