PARBOABOA, Jakarta - Seorang petarung MMA muda asal New Hampshire, Amerika Serikat (AS), mengalami nasib tragis ketika paru-parunya harus dipotong sebagian.
Itu terjadi karena paru-parunya mengalami kerusakan permanen akibat kebiasaan menghisap vape.
Sean Tobin (20), yang juga seorang teknisi listrik, harus menjalani operasi pemotongan paru-paru setelah organ tersebut mengalami kerusakan dan penuh dengan bintik hitam.
Menurut laporan dari Daily Star, kisah tragis Tobin dimulai pada tahun 2018 ketika ia mulai menggunakan vape. Ketergantungan ini terus meningkat seiring waktu, dengan intensitas penggunaan vape yang semakin meningkat setiap harinya.
Pada masa sebelum menjalani operasi, Tobin bahkan mengonsumsi hingga 5.000 kali isapan vape sekali pakai dalam seminggu.
Dia mengakui tidak pernah melepaskan vape dari tangannya selama lima tahun terakhir. Dia juga menghisapnya sepanjang hari dari pagi hingga malam.
Namun, pada bulan Juli, Tobin mulai merasakan sakit di punggungnya saat bekerja. Awalnya, dia mengira bahwa ini adalah gejala pneumonia.
Namun, sakitnya semakin parah, akhirnya dia harus dilarikan ke rumah sakit.
Hasil rontgen menunjukkan paru-paru kanannya sudah kolaps. Dia kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Concord untuk menjalani prosedur pengobatan.
Dokter membuat sayatan di antara tulang rusuknya dan memasukkan selang untuk mencoba mengeluarkan udara yang terperangkap di paru-parunya.
Namun, upaya tersebut gagal, sehingga Tobin harus menjalani operasi.
Para ahli bedah memotong sebagian bagian atas paru-parunya dan menyatukannya kembali dengan sisa paru-parunya. Organ tersebut lalu direkatkan ke dinding dada.
Dokter menduga vape menjadi kemungkinan terbesar penyebab kerusakan parah pada paru-paru Tobin.
Saat ini, Tobin sedang dalam masa pemulihan, dengan larangan untuk merokok atau menghisap vape. Selain itu, dia juga tidak diperbolehkan mengangkat beban berat lebih dari 20 pon atau sekitar 9 kg.
Vape dan Bahayanya
Dikutip dari krakataumedika, vape memiliki nama lain rokok elektrik/e-cigarette/vapor. Ini merupakan perangkat yang dirancang untuk menghantarkan nikotin tanpa asam tembakau dengan cara memanaskan larutan nikotin, perasa, propilen glycol dan glycerin.
Vape menjadi pilihan bagi perokok aktif yang tengah berusaha berhenti dari kebiasaannya merokok tembakau.
Rokok elektrik dirancang agar dapat menghasilkan uap nikotin tanpa pembakaran tembakau namun pengguna tetap merasakan sensasi merokok.
Hasil penelitian prevalensi penggunaan e-rokok/vape dari 2011-2012 di AS diketahui, penggunaan e-rokok/vape meningkat dari 3 menjadi 7 persen di antaranya siswa sekolah menengah dan sekolah menengah atas.
National Youth Tobacco Survey (NYTS) melaporkan, 1,78 juta pemuda Amerika telah mencoba e-rokok/vape pada 2012
Dilansir dari hopkinsmedicine, vape berdampak buruk bagi jantung dan paru-paru.
Nikotin yang menjadi bahan utama dalam rokok biasa dan rokok elektrik sangat membuat ketagihan. Padahal zat ini beracun dan mampu meningkatkan tekanan darah dan adrenalin.
Zat ini juga mampu meningkatkan detak jantung dan kemungkinan serangan jantung.