Harga Pertamax Diprediksi Naik Hingga Rp. 16.000/Liter

Ilustrasi Pertamina (MyPertamina.id)

PARBOABOA, Jakarta – Isu kenaikan harga pertamax semakin marak beredar di Indonesia. Hal itu bisa terjadi, melihat harga minyak dunia yang kian melambung tinggi akibat konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Konflik tersebut berdampak pada pasokan minyak yang menurun, sehingga permintaan lebih besar dari ketersediaan. Diketahui, negara yang sedang bertikai adalah salah satu produsen komoditas energi terbesar di dunia.

Melihat hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang dilansir dari Kontan Minggu (27/3/2022), memberikan sinyal akan terjadinya kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) RON 92 Pertamax.

“Pertamax bisa saja terkena imbas kenaikan harga minyak dunia karena termasuk BBM non subsidi dan dia konsumsi masyarakat golongan atas,” ucap Sri Mulyani.

Namun, Sri Mulyani mengatakan bahwa BBM lain, yakni Pertalite tidak akan ada kenaikan harga.

“Pertalite tidak berubah, ini menyebabkan nanti kita akan bayar kompensasi ke Pertamina karena mereka enggak naik,” ujar dia.

PT Pertamina (Persero) sebagai penyedia BBM juga ikut buka suara terkait rencana kenaikan harga Pertamax kedepannya.

Corporate Secretary Subholding Commercial And Trading Pertamina, Irto Ginting mengatakan, pihaknya masih berkoordinasi dengan stakeholder untuk kenaikan harga Pertamax.

"Kami masih berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk penyesuaian harga Pertamax," katanya, Sabtu (26/3/2022).

Irto mengeluarkan pernyataan tersebut, menanggapi sinyal kuat yang disampaikan Kementerian ESDM dan BUMN perihal kenaikan jumlah . Sebelumnya, Kementerian ESDM telah memperkirakan harga keekonomian BBM RON 92 atau setara Pertamax bisa naik hingga Rp 16.000 per liter mulai April 2022. Perkiraan ini lebih tinggi dari harga ke  ekonomian bulan ini yang ditetapkan Rp 14.526 per liter.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan potensi kenaikan harga ke ekonomian BBM RON 92 hingga Rp 16.000/liter dikarenakan kondisi harga minyak mentah yang masih memanas, seiring dengan konflik Rusia-Ukraina.

"Dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp 14.526 per liter, bisa jadi sekitar Rp 16.000 per liter," kata Agung dalam keterangan tertulis, Jumat (25/3/2022).

Agung menjelaskan, sampai Maret 2022  harga minyak dunia masih tinggi di atas US$ 100 per barel, demikian halnya dengan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP). Tren ini terus merangkak naik sejak akhir tahun lalu dan makin meningkat pada Februari 2022 saat konflik Rusia dan Ukraina meledak.

"ICP sementara bulan Maret 2022 per tanggal 24 sebesar US$ 114,55 per barel, padahal per tanggal 1 Maret sebesar US$ 110,14 per barel," jelas Agung.

Disisi lain, tanggapan juga datang dari Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Eddy Junarsin yang mengatakan, jika harga BBM non subsidi RON 92 mengikuti harga pasar minyak dunia, maka akan berada di kisaran Rp 15.945 per liter.

“Kalau kita mengikuti harga pasar sekarang, seharusnya Pertamax yang (RON) 92 itu Rp 15.945,” kata Eddy dalam keterangannya pada Senin (28/3).

Eddy menilai, kenaikan harga Pertamax nantinya bisa menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Ia menyarankan, agar pemerintah dapat memberikan subsidi untuk Pertamax demi mengurangi kegaduhan yang akan timbul nantinya.

Dengan adanya subsidi, kenaikan Pertamax akan dapat ditekan di kisaran harga Rp 13.000 sampai Rp 14.000 per liter.

“Sehingga harganya jadi Rp 13.000 atau Rp 14.000, naiknya tidak terlalu ekstrem gitu,” kata dia.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS