Harga mayoritas mata
uang kripto (cryptocurrency)
diperdagangkan di zona merah pada perdagangan Selasa (3/8/2021) pagi waktu
Indonesia, setelah bank sentral China kembali mempertegas sikap kerasnya
terhadap industri kripto pada akhir pekan lalu.
Melansir data dari CoinMarketCap pukul 09:20 WIB, dari enam
kripto berkapitalisasi terbesar non-stablecoin,
hanya ethereum dan ripple yang berbalik arah ke zona hijau pada pagi hari ini.
Ini terlihat dari
pergerakan 10 aset kripto dengan kapitalisasi tertinggi, bitcoin (BTC) yang
terkoreksi cukup dalam sampai dengan 5,02 persen dalam 24 jam terakhir.
Aset lainnya yang
melemah cukup dalam, yaitu ripple (XRP). Aset kripto itu terkoreksi 4 persen
dalam 24 jam terakhir menjadi US$0,72 per koin. Namun, ripple terlihat menguat
11 persen dalam tujuh hari terakhir.
Selanjutnya, ada
binance coin (BNB) yang melemah 2,87 persen dalam 24 jam terakhir menjadi
US$328,51 per koin dan cardano (ADA) melemah 2,52 persen dalam 24 jam terakhir
menjadi US$1,31 per koin.
Selain itu, ethereum
(ETH) juga tercatat minus 0,78 persen dalam 24 jam terakhir menjadi US$2.546
per koin. Kendati demikian, aset kripto tersebut menguat 10,84 persen dalam
sepekan terakhir.
Kemudian, uniswap (UNI)
melemah 2,06 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi menguat 11,43 persen dalam
sepekan terakhir. Saat ini, uniswap berada di level US$21,56 per koin.
Pelemahan juga terjadi
pada dogecoin (DOGE) sebesar 2,66 persen dalam 24 jam terakhir dan 2,27 persen
dalam tujuh hari terakhir. Kini, harga aset kripto tersebut berada di US$0,2
per koin.
Sementara polkadot
(DOT) terkoreksi 2,26 persen dalam 24 jam terakhir menjadi US$18,14 per koin.
Hanya saja, polkadot tampak menguat 23 persen jika dilihat selama sepekan
terakhir
Dalam sepekan terakhir,
enam kripto non-stablecoin berkapitalisasi
terbesar masih bergerak melesat. Dari enam kripto tersebut, hanya dua yang
pergerakannya mulai menyusut dalam sepekan terakhir, yakni cardano dan
dogecoin.
Meski dalam sepekan
terakhir, beberapa harga aset kripto naik gila-gilaan, tetapi sepertinya itu
lebih karena technical rebound. Maklum,
sebelumnya harga sempat anjlok parah.
Dalam periode 9 Mei-20
Juli 2021, harga bitcoin ambles 48,49%. Sejak 21-30 Juli 2021, harga pun rebound dengan kenaikan 27,75%. Jadi
walau naik, tetapi belum bisa menutup kerugian sebelumnya.
Sepanjang bulan lalu,
pasar kripto memang cenderung sepi dan tentunya sangat bervolatil, dimana
kenaikan atau penurunannya tak berlangsung lama.
Hal ini karena investor
mulai kembali melirik aset berisiko lainnya, seperti saham, apalagi setelah
bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street bergerak melesat hampir sepanjang
pekan, yakni pada periode 27 - 30 Juli lalu.
Selain itu, kabar yang
hadir di pasar kripto sepanjang bulan lalu juga kurang masif seperti pada Mei
dan Juni, yang menyebabkan harga kripto berjatuhan, kemudian bangkit kembali
menjelang akhir Juli.