PARBOABOA, Simalungun - Musim panen jagung di Simalungun telah tiba. Berdasarkan pantauan di lapangan, hasil panen umumnya tergolong baik.
Namun, hasil yang baik tidak selalu membawa keberuntungan bagi para petani, terutama berkaitan dengan harga jual jagung.
Di Kecamatan Jorlang Hataran misalnya, sejumlah petani yang ditemui pada Senin (08/07/2024) mengeluhkan rendahnya harga jagung pada panen pertengahan tahun ini.
Julius Manurung (49) mengatakan, harga jual jagung di kilang penggilingan hanya Rp 2000-2500 untuk jagung basah, sementara untuk jagung kering harganya berkisar Rp 3000.
"Enggak kena kali ini harga jualnya, rugilah kami," ujarnya kepada PARBOABOA.
Julius mengungkapkan, jika harga jagung tidak kunjung stabil, ia khawatir akan kehabisan modal untuk membeli benih jagung, pupuk dan biaya perawatan pada musim tanam di tahun berikut.
"Kalau kisaran Rp 5000-6000 saja, sudah cukup baiklah. Masih ada sisa uang yang bisa ditabung untuk keperluan lain, " pungkasnya.
Setali tiga uang dengan Julius (65), petani asal Kecamatan Panei, Simalungun, Nurdin Saragih juga mengalami hal serupa.
Nurdin telah usai panen jagung bulan lalu dengan harga jual mencapai Rp 3700. Penurunan harga jagung, menurutnya mulai dirasakan sejak akhir bulan Mei tahun ini.
Ia berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun dapat menetapkan regulasi harga tanaman pertanian, khususnya jagung yang ditanam masyarakat di Simalungun.
"Kebanyakan orang sekarang nanam jagung, sawah berubah jadi jagung, mungkin itu yang buat harga turun, " kata Nurdin kepada PARBOABOA, Senin (08/07/2024).
Sementara itu, Marisi, seorang pemilik kilang jagung di Nagori Manik Hataran, Kecamatan Sidamanik menuturkan, stok jagung di kilang miliknya saat ini mencapai 5 ton.
Ia menerangkan, penurunan harga jagung di kilangnya didasarkan pada harga jual pasar.
Marisi sendiri hanya bertindak membeli jagung petani, lalu menjualnya ke toke (pengepul) di Kota Pematangsiantar.
"Kami juga berharap harga jagung bisa normal. Tanpa petani, aktivitas produksi kami juga terganggu," ujar Marisi kepada PARBOABOA, Senin (08/07/2024).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), sampai 2022 lalu, luas panen jagung di Sumut tercatat sebesar 289 238,00 hektar dari 33 Kabupaten/Kota di Sumut.
Sedangkan luas panen jagung di Kabupaten Simalungun pada 2022 sebesar 41 068,00 hektar.
Dengan data tersebut, Simalungun menempati posisi kedua sebagai wilayah dengan luas panen terbesar, setelah Kabupaten Dairi dengan catatan luas panen 42 181,00 hektar.
Editor: Defri Ngo