PARBOABOA, Medan – Awal pekan ini, harga cabai merah di Kota Medan mengalami kenaikan tajam. Berdasarkan info Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), cabai ditaksir hingga Rp80 ribu per Kg.
Angka ini lebih tinggi hampir setengah dari harga pekan lalu, dimana cabai merah masih berkisar antara Rp45 ribu hingga Rp50 ribu per Kg.
Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan meskipun kenaikan harga cabai kerap terjadi di awal pekan. Namun kenaikan harga cabai merah ini jelas membuyarkan harapan terjadinya deflasi di bulan Mei untuk wilayah Sumatera Utara.
“Menurut hitungan saya, harga cabai merah harus rata-rata di bawah Rp36 ribu per Kg agar bisa mengejar target deflasi,” ujarnya kepada PARBOABOA, Senin (20/05/2024).
Selain itu, beberapa komoditas pangan masyarakat seperti cabai rawit, ikan segar, bawang merah, bawang putih dan tomat berpeluang mendorong terciptanya deflasi.
Termasuk di antaranya adalah tiket pesawat dan kemungkinan harga emas. Sedangkan untuk komoditas lainnya sejauh ini masih terpantau stabil.
Misalnya daging ayam, minyak goreng, gula pasir, telur ayam, daging sapi dan beras sejauh ini masih terpantau stabil. Walau begitu, pada dasarnya sejumlah harga kebutuhan masyarakat saat ini umumnya masih bertahan mahal.
Alasan utama beberapa komoditas masih dijual dengan harga mahal didorong oleh buruknya cuaca yang mengakibatkan terjadinya tekanan pada sisi produksi.
Beberapa komoditas pangan yang terdampak dari cuaca (panas) di antaranya adalah cabai merah, cabai rawit, daging ayam, telur ayam dan gula pasir.
Sementara untuk komoditas bawang merah yang bertahan mahal dipicu oleh kondisi gagal panen serta penurunan produksi di sentra produksi bawang merah di pulau Jawa dan sekitarnya.
Sumatera Utara diprediksi masih akan mengalami inflasi. Sejauh ini inflasi Sumatera Utara masih akan berada di bawah 0.2 persen.
Kenaikan harga cabai merah yang mencapai Rp80 ribu saat ini diperkirakan akan kembali turun nantinya. Meskipun akan tetapi membuat harga cabai bertahan mahal.
Gunawan Benjamin menuturkan, pemerintah daerah harus mewaspadai faktor cuaca dan bencana yang kerap membuat produksi pertanian mengalami gangguan.
Di sisi lain, bencana di Sumatera Barat telah memicu kenaikan harga sejumlah komoditas pangan hortikultura sebelumnya. Ke depannya seiring dengan kenaikan harga gabah yang kembali berada di atas Rp6.300 per Kg nya berpotensi mendorong kenaikan harga beras.
Pengendalian inflasi di sisa akhir tahun akan sulit. Mengingat potensi deflasi di bulan-bulan yang tersisa semakin mengecil peluangnya.
Seorang warga Jalan Bunga Stella Kecamatan Medan Tuntungan, Nurul mengaku sedih dengan mahalnya harga cabai. Ketika ditemui di pasar tradisional simpang pemda, ia mengaku awalnya hendak membeli setengah kilogram cabai merah untuk kebutuhan rumahnya.
Namun, dengan mahalnya harga cabai merah hari ini, Nurul terpaksa mengurungkan niatnya. “Tadinya awak mau beli setengah kilo cabai merah. Sekarang ya enggaklah, tahu harganya mahal kali begini,” ungkapnya.
Menurutnya, bila harus membeli setengah kilogram cabai merah, maka ia akan kekurangan uang untuk membeli bahan masakan lainnya.
Mahalnya harga sejumlah komoditas sangat disesalkan oleh Nurul. Ibu lima anak ini mengaku perekonomian di masa ini semakin hari semakin melilit masyarakat.
Nurul tak hanya mengeluhkan persoalan mahalnya harga cabai. Akan tetapi juga harga daging ayam yang tak kunjung mengalami penurunan.
“Bayangkan aja ya, dari kemarin harga daging ayam potong nggak berubah dari Rp37 ribu ke Rp40 ribu per kilogram. Entahlah mau makan apalagi ini,” ucapnya.
Editor: Fika