Gerindra Membantah, Pembentukan KIM Plus untuk Jegal Anies

Dasco membantah, pembentukan KIM Plus bertujuan untuk menghalangi Anies Baswedan maju Pilgub Jakarta. (Foto:Instagram/@sufmi_dasco)

PARBOABOA, Jakarta - Kontestasi Pemilihan Gubernur Jakarta semakin memanas di tengah munculnya wacana Ridwan Kamil (RK) berpeluang melawan kotak kosong.

Wacana ini menguat setelah kader Partai Golkar tersebut dinyatakan akan diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Pilgub Jakarta 2024.

KIM sebagai inisiator pengusung RK membuka peluang banyak partai masuk ke dalam koalisi gemuk KIM Plus.

Partai-partai itu diantaranya, Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menyebut ketiga partai tersebut berpeluang gabung KIM di Pilkada Jakarta.

Dia mengatakan, dengan bergabungnya tiga partai tersebut, maka nama koalisi menjadi KIM Plus dengan mengusung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur.

Ujang menjelaskan kondisi Pilkada Jakarta pun hanya tinggal PDIP setelah tiga partai tersebut bergabung dengan KIM.

Kondisi ini tentu mempermudah, KIM Plus memenangkan kursi Gubernur Jakarta karena Ridwan Kamil akan melawan kotak kosong.

Menurut Ujang, skema dan format KIM Plus kelihatannya memborong partai politik supaya menutup peluang lawan.

“Biar lawan kotak kosong,” katanya kepada PARBOABOA, Rabu (7/08/2024).

Ujang menilai pembentukan KIM Plus ini juga untuk menggagalkan kesempatan Anies Baswedan maju di Pilkada Jakarta.

PKS dan NasDem memang sudah memberikan dukungan kepada Anies. Namun, dua partai tersebut masih punya kemungkinan bergabung dengan KIM.

Meski demikian, kata Ujang, jika Anies tetap mendapat dukungan partai politik, maka kedua calon ini sama-sama berpeluang menang pada Pilgub Jakarta ini.

"Keduanya sama-sama berpeluang untuk menang, tentu dengan catatan Pak Anies juga mendapat dukungan dari partai politik," kata Ujang.

Apalagi, jelas Ujang, elektabilitas kedua bakal calon ini sama-sama tinggi.

Senada dengan itu, Direktur Survey and Polling Indonesia, Igor Dirgantara, mengatakan Anies Baswedan terancam kehilangan dukungan partai di Pilgub Jakarta karena kehadiran KIM Plus.

“ Anies Baswedan pasti terjepit," kata Igor pada Senin, (5/08/2024).

Ia menambahkan, kondisi ini yang membuat Anies perlahan ditinggalkan partai-partai yang sebelumnya mendukungnya dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Igor mengatakan, Anies bisa saja tetap maju dalam Pilgub Jakarta jika PKS dan PDIP tetap berseberangan dengan KIM.

Meski demikian, akan timbul soal baru yakni perebutan kursi calon wakil gubernur yang akan mendampingi Anies.

PDIP jelasnya, akan sulit menerima Anies jika calon wakil gubernur yang dicalonkan berasal dari PKS.

Sementra PKS itu sambungnya, menginginkan duet Anies dengan Sohibul Iman tapi pasti ada resistensi dari PDIP, “karena PDIP pasti maunya kadernya (jadi cawagub)," jelasnya.

Menurut Igor, dengan kondisi Anies yang terjepit ini akan memuluskan langkah RK bersama KIM Plus memenangi Pilgub Jakarta.

Pembantahan KIM Plus

Sebelumnya, Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menyatakan KIM Plus telah sepakat mendukung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur dalam Pilgub Jakarta 2024.

Dasco membantah, pembentukan KIM Plus bertujuan untuk menghalangi Anies Baswedan maju kembali sebagai calon petahana dalam Pilgub Jakarta.

Menurut Dasco, pembentukan KIM Plus di Jakarta tidak hanya bertujuan untuk memenangkan Pilgub, tetapi juga untuk kemajuan Indonesia ke depan.

KIM Plus ini jelasnya, dibentuk untuk kemajuan Indonesia ke depan.

“Tidak hanya sebatas Pilkada,” kata Dasco di Jakarta pada Senin, (5/08/2024).

Dasco mengklaim bahwa KIM Plus tidak bisa menghalangi siapapun untuk maju dalam Pilkada, termasuk Anies Baswedan.

“Sekarang ini dalam demokrasi. Kalau partai politik ingin mencalonkan siapa pun, kita juga tidak bisa melarang,” ujarnya.

KIM Plus adalah koalisi yang terdiri dari KIM, gabungan partai-partai pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024, ditambah beberapa partai lainnya.

Jika terwujud, KIM Plus akan menjadi koalisi besar dalam Pilgub Jakarta 2024.

Keberadaan koalisi besar dapat mengurangi peluang calon-calon lain untuk maju sebagai kandidat kepala daerah karena ada syarat ambang batas 20 persen kursi di DPRD sebelum koalisi partai-partai dapat mengusung calon di Pilkada.

Hingga saat ini, Dasco belum mengungkapkan partai-partai non-KIM mana saja yang akan bergabung dengan KIM Plus.

Dia mengklaim bahwa partai-partai tersebut akan diumumkan dalam satu hingga dua hari ke depan dan menyatakan bahwa ada lebih dari satu partai luar KIM yang akan bergabung.

Dasco tidak menjawab apakah partai di luar KIM itu adalah PKS atau Nasdem, yang telah menyatakan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai bakal calon gubernur Jakarta.

Wakil Ketua DPR RI itu mengaku tidak tahu alasan partai-partai di luar KIM ingin bergabung dan mendukung Ridwan Kamil dalam Pilgub Jakarta.

Dasco juga membantah adanya kesepakatan tukar-menukar dukungan di satu daerah dengan daerah lainnya agar partai-partai mau bergabung dengan KIM Plus.

Ia menegaskan bahwa tidak ada tukar guling-tukar guling antara partai,.

Yang ada jelasnya, bagaimana menyinkronkan KIM, “dan plusnya untuk membangun Indonesia yang lebih maju ke depan dan di daerah khusus Jakarta,” tutup Dasco.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS