Diundang Hadiri KTT G20 oleh Jokowi, Presiden Ukraina Berterima Kasih

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Rabu malam waktu setempat, mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas undangannya menghadiri KTT G20. Twitter

PARBOABOA, Pematangsiantar - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Rabu malam waktu setempat, atau Kamis (28/4) WIB, mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas undangannya menghadiri KTT G20 serta dukungannya bagi integritas kedaulatan. 

"Telah mengadakan pembicaraan dengan Presiden Jokowi dan mengucapkan terima kasih kepadanya atas dukungan integritas kedaulatan dan teritorial, khususnya dengan posisi yang jelas di PBB." tulis Zelensky melalui akun Twitter-nya. 

"Masalah pangan juga telah dibahas dan saya menghargai undangannya untuk menghadiri KTT G20," lanjutnya lagi. 

Jokowi pada Kamis mengonfirmasi telah melakukan pembicaraan dengan Zelensky untuk membahas dukungan Indonesia terhadap negosiasi damai antara Ukraina dan Rusia.

"Kemarin saya berbicara dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Saya menegaskan kembali soal dukungan dalam segala hal agar perundingan perdamaian berhasil dan siap memberikan bantuan kemanusiaan," kata Jokowi melalui Twitter. 

Indonesia menjadi salah satu negara pendukung resolusi di Majelis Umum PBB awal Maret lalu yang menuntut Rusia segera mengakhiri serangan ke Ukraina.

Namun awal April lalu, delegasi Indonesia memutuskan abstain dalam pemungutan suara di Majelis Umum PBB mengenai pembekuan Rusia dari keanggotaan Dewan Hak Asasi Manusia.

Pekan lalu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan sejumlah pejabat tinggi keuangan dunia melakukan aksi walkout dari rapat G20 di Washington, yang dipimpin Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Pejabat Inggris dan Kanada juga ikut serta dalam aksi boikot tersebut. Mereka meninggalkan ruangan ketika pejabat Rusia berbicara, sebagai bentuk protes terbaru dari Barat terhadap invasi Moskow ke Ukraina. 

Serangan Rusia ke Ukraina membayang-bayangi pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara paling maju di dunia. 

Ini merupakan yang pertama kalinya sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer khusus" pada akhir Februari.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS