PARBOABOA, Pematang Siantar – Pengguna jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Merdeka, Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara mengeluhkan keberadaan pedagang kaki lima yang berjualan di sana.
Salah seorang pengguna JPO Jalan Merdeka, Maruli mengaku kesulitan melintas karena sempitnya badan jembatan yang telah dipenuhi oleh dagangan PKL.
"Yang lewat di sana pun kurang nyaman," katanya kepada PARBOABOA, Rabu (20/09/2023)
Senada dengan Maruli, pengguna JPO lain, Jesika (22) berharap PKL segera mendapatkan tempat berjualan yang lebih layak.
Menurutnya, PKL di JPO Jalan Merdeka menyerobot fasilitas publik.
Bahkan, Jessica menilai maraknya PKL yang berjualan di fasilitas-fasilitas publik seperti JPO bisa merusak citra Kota Pematang Siantar.
"Terutama jika dilihat oleh pendatang," katanya.
Pantauan PARBOABOA, pedagang kaki lima memang terlihat memenuhi badan jembatan. Mereka berjualan berbagai macam barang, mulai tas, ikat pinggang, celemek, hingga kaos kaki.
PKL Sebut Tak Perlu Bayar Retribusi
Sementara itu, salah seorang PKL yang berjualan di JPO Jalan Merdeka, Tambunan (76) mengaku telah lama berjualan di sana.
"Udah sejak Pajak (Pasar Horas Jaya) ini lantai 2 lah aku di sini," ungkapnya saat dikonfirmasi PARBOABOA, Rabu (20/9/2023).
Ia juga mengaku sempat berjualan di lantai bawah Pasar Horas Jaya, tapi di sana sepi pembeli.
Tambunan beralasan berjualan di JPO membuatnya tidak perlu membayar retribusi kepada pemerintah atau PD Pasar Horas.
Selain itu, lanjut Tambunan, tidak ada tindakan tegas dari PD Pasar Horas terkait keberadaan PKL di JPO Jalan Merdeka dan membuat mereka enggan pindah berjualan ke lokasi lain.
"Pernah sekali disuruh biar jualan ke bawah. Habis itu udah enggak pernah lagi," imbuhnya.
Meneruskan keluhan pengguna JPO Jalan Merdeka terhadap keberadaan PKL, PARBOABOA berupaya meminta konfirmasi kepada PD Pasar Horas.
Namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan dari PD Pasar Horas Pematang Siantar.