PARBOABOA, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, terus berkomitmen melindungi masyarakat yang bertransaksi dalam Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) melalui pialang berjangka.
Salah satu langkah penting yang diambil yakni penerapan sistem peringkat (rating) bagi para pialang berjangka komoditi.
Sistem peringkat ini bertujuan untuk mendorong peningkatan kualitas pialang berjangka komoditi yang beroperasi di bawah pengawasan Bappebti.
Proses penilaian dilakukan secara berkelanjutan oleh Biro Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang (SRG), dan Pasar Lelang Komoditas (PLK) Bappebti.
Kepala Bappebti, Didid Noordiatmoko, menjelaskan peringkat akan diperbarui setiap tiga bulan.
Hal ini demi memberikan insentif positif bagi pialang untuk terus meningkatkan kinerjanya.
Hasil penilaian pialang nantinya akan dipublikasikan, sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi tentang pialang berjangka dengan peringkat yang baik sebelum melakukan transaksi.
Dalam proses penilaian, data mentah yang digunakan diperoleh dari pelaporan pialang berjangka kepada Bappebti.
Data ini mencakup laporan keuangan, kegiatan, transaksi, dan penilaian implementasi Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT).
Proses ini sesuai dengan Peraturan Bappebti Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Kepala Bappebti Nomor 116/BAPPEBTI/PER/10/2013 Tentang Kewajiban Pelaporan Keuangan dan Ketentuan Modal Bersih Disesuaikan Bagi Pialang Berjangka.
Selain data dari pelaporan, informasi juga diperoleh melalui pengawasan di tempat dan umpan balik dari masyarakat yang merupakan nasabah pialang berjangka.
Indikator Rating Pialang Berjangka Komoditi
Terkait dengan indikator penilaian, Kepala Biro Pengawasan PBK, SRG, dan PLK, Widiastuti, beberapa bulan lalu sempat menjelaskan, terdapat tiga indikator utama yang digunakan dalam peringkat.
Ketiganya yakni kinerja pialang berjangka (70 persen), penilaian masyarakat (30 persen), dan nilai pengurang (30 persen).
Indikator pertama yaitu kinerja pialang berjangka dengan nilai total 70 persen.
Ada lima aspek yang diniai dengan nilai masing-masing 20 persen.
Kelima aspek tersebut yakni penilaian atas hasil pengawasan laporan kegiatan pialang berjangka.
Selanjutnya penilaian atas hasil pengawasan integritas keuangan pialang berjangka.
Aspek ketiga, penilaian atas hasil pengawasan transaksi pialang berjangka.
Selanjutnya, penilaian atas penanganan pengaduan nasabah dan terakhir, penilaian atas implementasi Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT).
Untuk indikator kedua yakni penilaian masyarakat yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner survei kepada nasabah melalui kontak dari data sistem pengaduan odsring yang dikelola Biro Peraturan Perundang-undangan dan Penindakan.
Lalu ditambah data nasabah yang melakukan konsultasi melalui Layanan Informasi (LINI) Bappebti yang dikelola Sekretariat Bappebti.
Indikator terakhir yakni nilai pengurang yang akan mengurangi total nilai kinerja perusahaan dari hasil penilaian masyarakat.
Nilai pengurang ini bertujuan untuk memfasilitasi adanya aspek yang belum termuat dalam poin Kinerja Pialang Berjangka berdasarkan hasil pengawasan di lapangan.
Didid juga menegaskan, di masa depan, indikator penilaian akan terus dikembangkan untuk memberikan penilaian yang semakin akurat terhadap pialang berjangka komoditi.
Berikut daftar peringkat 67 perusahaan pialang berjangka yang beroperasi di Indonesia:
NO |
NAMA PIALANG BERJANGKA |
SCORE |
GRADE |
1 |
PT. ABI KOMODITI BERJANGKA |
90,73% |
A++ |
2 |
PT. AGRODANA FUTURES |
77,79% |
A+ |
3 |
PT. ASIA PRO BERJANGKA |
91,62% |
A++ |
4 |
PT. BESTPROFIT FUTURES |
59,49% |
B+++ |
5 |
PT. CCAM BERJANGKA INDONESIA |
74,34% |
A |
6 |
PT. CENTRAL CAPITAL FUTURES |
46,90% |
B+++ |
7 |
PT. CENTURY INVESTMENT FUTURES |
90,27% |
A++ |
8 |
PT. CGS-CIMB FUTURES INDONESIA |
90,64% |
A++ |
9 |
PT. CYBER FUTURES |
68,52% |
A |
10 |
PT. DEU CALION FUTURES |
96,90% |
A+++ |
11 |
PT. DIDI MAX BERJANGKA |
97,50% |
A+++ |
12 |
PT. EQUITYWORLD FUTURES |
58,94% |
B+++ |
13 |
PT. ESANDAR ARTHAMAS BERJANGKA |
99,44% |
A+++ |
14 |
PT. ETERNITY FUTURES |
77,04% |
A+ |
15 |
PT. FINEX BISNIS SOLUSI FUTURES |
92,00% |
A++ |
16 |
PT. FINTECH MAJU BERJANGKA |
84,81% |
A+ |
17 |
PT. FIRST STATE FUTURES |
80,87% |
A+ |
18 |
PT. GATRA MEGA BERJANGKA |
83,42% |
A+ |
19 |
PT. GENESIS GEMILANG FUTURES |
79,00% |
A+ |
20 |
PT. GLOBAL INTRA BERJANGKA |
72,76% |
A |
21 |
PT. GLOBAL KAPITAL INVESTAMA BERJANGKA |
76,98% |
A+ |
22 |
PT. HANDAL SEMESTA BERJANGKA |
83,33% |
A+ |
23 |
PT. HFX INTERNASIONAL BERJANGKA |
90,54% |
A++ |
24 |
PT. INDOSUKSES FUTURES |
80,65% |
A+ |
25 |
PT. INTER PAN PASIFIK FUTURES |
91,38% |
A++ |
26 |
PT. INTERNATIONAL BUSINESS FUTURES |
63,23% |
B+++ |
27 |
PT. INTERNATIONAL MITRA FUTURES |
91,50% |
A++ |
28 |
PT. JALATAMA ARTHA BERJANGKA |
88,20% |
A++ |
29 |
PT. JAVA GLOBAL FUTURES |
79,37% |
A+ |
30 |
PT. KONTAKPERKASA FUTURES |
81,82% |
A+ |
31 |
PT. LABA FOREXINDO BERJANGKA |
80,38% |
A+ |
32 |
PT. LANGIT INDONESIA BERJANGKA |
85,87% |
A++ |
33 |
PT. MAGNET BERJANGKA INDONESIA |
89,08% |
A++ |
34 |
PT. MAHADANA ASTA BERJANGKA |
68,20% |
A |
35 |
PT. MANDIRI INVESTINDO FUTURES |
79,00% |
A+ |
36 |
PT. MAXCO FUTURES |
84,51% |
A+ |
37 |
PT. MEGA MENARA MAS BERJANGKA |
86,99% |
A++ |
38 |
PT. MENARA MAS FUTURES |
89,27% |
A++ |
39 |
PT. MENTARI MULIA BERJANGKA |
71,54% |
A |
40 |
PT. MIDTOU ARYACOM FUTURES |
50,68% |
B+++ |
41 |
PT. MONEX INVESTINDO FUTURES |
87,60% |
A++ |
42 |
PT. MRG MEGA BERJANGKA |
93,29% |
A++ |
43 |
PT. NINE STARS FUTURES |
86,43% |
A++ |
Sumber: Biro Pengawasan PBK, SRG, dan PLK, Bappebti.