PARBOABOA, Jakarta - Kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai mediator dalam konflik Palestina dan Israel menjadi suatu harapan untuk meredakan ketegangan.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Partai Gelombang Rakyat (Gelora), Anis Matta, bahwa Presiden Jokowi diharapkan akan memainkan peran penting sebagai juru damai dalam konflik antara Palestina dan Israel.
Anis Matta mendukung gagasan bahwa Indonesia, sebagai negara terbesar dengan penduduk Muslim, memiliki potensi untuk menjadi mediator penting dalam upaya mencapai perdamaian di wilayah tersebut.
Oleh karena itu, Anis Matta berharap Presiden Jokowi bisa menjadi juru damai konflik Hamas, Palestina-Israel seperti pada konflik Rusia-Ukraina beberapa waktu lalu.
Anis Matta menyatakan bahwa satu-satunya solusi bagi Palestina adalah mencapai kemerdekaan.
Dengan demikian, Indonesia, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar, memiliki peluang untuk berperan sebagai mediator dalam upaya menyelesaikan konflik tersebut.
Anis Matta berpendapat bahwa Indonesia seharusnya memegang peran sebagai juru damai.
Selain itu, Anis Matta mendesak agar Presiden Jokowi segera mengunjungi Palestina sebagai langkah awal peran mediasi seperti waktu perang Rusia-Ukraina.
Anis juga mengkwatirkan, perang Palestina-Israel kali ini akan menjadi perang kawasan yang menyeret semua negara di dunia untuk ikut perang.
Terlebih lagi, AS telah menempatkan dua kapal induknya di Laut Mediterania dengan tujuan memberikan bantuan persenjataan dan logistik kepada Israel dalam situasi perang kawasan.
Menurutnya, ada kemungkinan Benyamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, berperilaku agresif dan dapat menarik banyak negara ke dalam konflik regional ini.
Apabila situasi tersebut terjadi, diperkirakan akan berdampak pada peningkatan harga energi dan kebutuhan pangan, terutama mengingat wilayah ini adalah pusat lalu lintas yang sangat penting.
Berdampak Terhadap Krisis Ekonomi
Anis Matta mengungkapkan bahwa perang kawasan ini akan semakin berdampak pada ekonomi dunia, bukan hanya Indonesia.
Ketika hal itu terjadi, maka dunia akan terjadi krisis ekonomi besar-besaran yang semakin tidak terkendali.
Menurutnya, Israel saat ini sedang melakukan pertimbangan strategis apakah akan melancarkan serangan darat atau tidak, karena langkah ini dapat memicu eskalasi konflik regional.
Lebih lanjut, Anis Matta mengatakan, Israel akan mengalami kekalahan besar seperti Amerika di perang Vietnam, Afghanistan dan Irak, jika berani melancarkan serangan darat untuk melakukan pendudukan di wilayah Gaza.
Sementara itu, Israel tidak memiliki pilihan selain melakukan serangan darat untuk memenangkan perang ini, karena kemenangan tidak mungkin tanpa pendudukan.
Namun, dia memperkirakan bahwa Israel kemungkinan akan melanjutkan serangan darat karena peran Netanyahu.
Hal ini disebabkan oleh kemungkinan bahwa jika Netanyahu tidak melanjutkan perang yang sudah berlangsung selama 10 hari ini, ia dapat dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan kasus korupsi di negaranya.
Editor: Wenti Ayu