PARBOABOA, Jakarta - Nama Anies Baswedan kembali mencuat jelang kontestasi Pilgub DKI Jakarta yang bakal digelar pada 27 November 2024 mendatang.
Kekalahan dalam pertarungan Pilpres 2024, rupanya tak mematahkan langkah politik eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Jokowi itu.
Anies dianggap mampu memimpin ibu kota negara. Dukungan politik di Jakarta dalam Pilpres 2024 yang tembus 41 persen, setidaknya jadi modal utama.
Forum Bersama Jakarta (FBJ), yang secara konsisten mendukung Anies memenangkan Pilkada Jakarta mengalahkan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) di tahun 2017, punya optimisme serupa.
Budi Siswanto, Ketua Umum FBJ, menilai Anies mempunyai track record yang baik selama menahkodai kota metropolitan yang akan bersalin nama menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ) itu.
FBJ merekam banyak perubahan signifikan yang terjadi; tak hanya soal pembangunan infrastruktur tetapi juga integrasi moda transportasi massal yang berlangsung masif.
Di sisi lain, kata Budi, Anies juga menjadi sosok pemimpin plural yang memegang teguh ‘Bhineka Tunggal Ika’ di tengah fakta heterogenitas Jakarta.
Keberpihakan Anies kepada kaum marjinal, selain dianggap sukses menghadirkan keadilan bagi warga Jakarta, tetapi juga menjadi kekuatan kunci mengail dukungan politik akar rumput.
"Kami dan tentu banyak warga Jakarta sangat berharap Pak Anies kembali menjadi DKI 1," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima PARBOABOA, Selasa (28/5/2023).
Gelagat politik Anies sebetulnya bisa terbaca dalam acara silaturahmi bersama PKL dan Warga Kampung Jaringan Rakyat Miskin Kota di Kampung Marlina, Jakarta Utara, pekan lalu.
Ia mengaku bakal menampung aspirasi warga sekaligus menimang-nimang keputusan untuk bertarung di Pilkada Jakarta 2024.
Meski mendulang dukungan dari warga Jakarta terbilang mudah, taji politik Anies bakal kembali diuji. Irisan kepentingan politis partai bisa saja menjadi batu sandungan.
Mantan calon presiden tersebut, mau tak mau, perlu mendaur ulang komunikasi politik dengan sejumlah partai yang mulai terputus.
Terlebih, peta politik selepas Pilpres 2024 cenderung berubah. Beberapa partai politik yang tergabung dalam koalisi perubahan mulai bergeser haluan.
NasDem, misalnya. Partai utama yang mengusung Anies dalam kontestasi Pilpres 2024 itu, sudah memberi sinyal dukungan ke kader internal.
NasDem punya dua kader potensial yang masuk bursa bakal Cagub Jakarta: Bendahara Umum Partai Nasdem, Ahmad Sahroni dan Ketua DPW Nasdem Jakarta, Wibi Andrino.
Sikap politik partai besutan Surya Paloh itu memang belum final. Kondisi politik yang dinamis, memaksa NasDem harus cermat menentukan arah dukungan.
"Tapi saya rasa kami utamakan kader,” ungkap Ketua Bappilu Partai Nasdem, Prananda Surya Paloh saat menggelar konferensi pers di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/5/2024).
Sementara, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), juga masih menimbang-nimbang figur yang bakal diusung. Syaiful Huda, Wasekjen DPP PKB, mengaku sudah menjalin komunikasi awal dengan Anies.
Namun, belum ada rekomendasi resmi dari partai besutan Muhaimin Iskandar itu untuk mengusung Anies di Pilkada DKI.
PKB punya kader internal yang juga punya pengalaman mumpuni, baik di legislatif maupun eksekutif: Ida Fauziah.
Beberapa waktu lalu, nama Menteri Ketenagakerjaan itu sempat disinggung Jazilul Fawaid, Waketum PKB, sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
Sama seperti NasDem, dinamika politik pilgub Jakarta yang masih dinamis, kata Huda, perlu dikalkulasi secara matang. NasDem tak ingin gegabah menentukan arah politik.
Di internal Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dorongan memberikan tiket prioritas bagi kader partai untuk bertarung dalam Pilkada Jakarta, juga masif berhembus.
Koordinator juru bicara PKS, Ahmad Mabrur, mengatakan meski PKS Jakarta sudah mengusulkan Anies Baswedan, namun belum tentu akan direstui Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
PKS saat ini memiliki sederat nama potensial untuk diusung di Pilkada Jakarta nanti. Mantan Presiden PKS, Muhammad Shohibul, misalnya.
Sejumlah nama di luar partai, kata Mabrur, juga sedang digodok, “namun masih menunggu dinamika yang terjadi."
Pemerhati Sosial-Politik, Asri Hadi, menilai peluang Anies untuk merebut kursi DKI 1 terbuka lebar jika diusung sejumlah parpol.
Menurutnya, dukungan warga Jakarta tak hanya mengendap di ‘warung kopi’ tetapi perlu dikapitalisasi lewat partai.
"Tergantung apakah ada partai politik yang akan mendukung dia untuk maju lagi," ungkap Hadi kepada PARBOABOA, Selasa (28/5/2023) malam.
Dalam bacaan Hadi, pertarungan politik elektoral yang selalu bersinggungan dengan pemilik modal, menjadi salah satu tantangan serius.
Anies perlu memetakan kekuatan akomodasi politik yang bisa memuluskan kerja-kerja taktis-politis simpatisan.
“Apakah ada penyandang dana yang nanti akan membantunya,” kata Hadi.
Kemungkinan terburuk, demikian dosen purnabakti Institute Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) itu, Anies bisa bertarung lewat jalur independen.
Namun, peluang kemenangannya dinilai sangat tipis, mengingat determinasi partai politik dalam setiap perhelatan Pilkada Jakarta terbilang tinggi.
“Anies harus kerja ekstra jika nggak ada parpol yang mengusungnya,” ujar Ketua Umum Forum Intelektual Studi untuk Indonesia (FIS) - FISIP UI tersebut.
Pengamat Politik Ujang Komarudin, memprediksi kran politik Anies untuk melenggang ke Pilkada DKI Jakarta masih tertutup rapat pasca bubarnya koalisi perubahan.
Dalam Analisisnya, Anies tidak bisa berharap banyak mengais dukungan politik dari NasDem dan PKB, yang saat ini sudah berpindah gerbong ke Koalisi Indonesia Maju (KIM). Begitu pun PKS yang menurut Ujang masih abu-abu dalam menentukan sikap politiknya.
“Soal peluang Anies, bisa maju bisa terjegal juga bisa. Dan saya sih melihatnya agak sulit, agak berat Anies bisa maju ,” jelas Ujang kepada PARBOABOA, Selasa (28/5/2023).
Harapan terakhir Anies adalah membangun komunikasi politik dengan PDIP. Pembelahan politik yang pernah terjadi, kata Ujang, perlu direkatkan kembali.
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jakarta sebelumnya sudah membuka ruang bagi Anies untuk mendaftarkan diri sebagai bacagub dalam Pilkada DKI Jakarta 2024.
Gilbert Simanjuntak, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah DPD PDIP DKI Jakarta, mengaku terbuka jika Anies ingin mencalonkan diri dari partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.
Menurut Ujang, tantangan terbesar Anies saat ini adalah “mendapatkan partai politik 20% itu, dan di saat yang sama partai-partai itu mendukung calon-calon dari partai sendiri.”