PARBOABOA, Simalungun – Menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru), angka vaksinasi ketiga (booster) COVID-19 di Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara (Sumut) rendah.
Padahal, persyaratan perjalanan jarak jauh telah ditetapkan Kementerian Perhubungan melalui Surat Edaran Menhub Nomor 84/2022 wajib memiliki atau sudah mendapatkan booster untuk masyarakat usia 18 tahun ke atas dan wajib vaksin kedua untuk usia 6-17 tahun.
Berdasarkan data yang diterima Parboaboa dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Simalungun, hingga 5 Desember 2022, jumlah realisasi vaksin ketiga sebesar 32,6 persen atau 223.256 jiwa dari target sebesar 888.680 jiwa.
“Kesadaran masyarakat Simalungun masih rendah,” ucap Kepala Dinkes Simalungun, Edwin Simanjuntak, kepada Parboaboa, Rabu (07/12/2022).
Dikatakan Edwin, Dinkes bersama perangkat desa masih melakukan penyisiran (sweeping) untuk mengarahkan masyarakat melakukan booster. DIa menilai, mobilitas masyarakat saat Nataru akan meningkat dan memicu naiknya lonjakan kasus COVID-19.
“Bekerja sama dengan lintas sektor, termasuk perangkat desa, Babinsa, Babinkamtibmas dalam pengumpulan massa. Kemudian, bekerja sama dengan aparat agar mensweeping masyarakat yang belum divaksin booster,” ucapnya.
Edwin menyebut, stok vaksin yang tersedia mampu menyokong kebutuhan masyarakat yang belum divaksinasi pertama, kedua dan ketiga. Tercatat dari data 5 Desember 2022, jumlah yang tersedia sebanyak 3.246 dosis (Pfizer).
“Kami juga lagi kordinasi dengan Dinkes propinsi dan bila sudah turun tetap Simalungun dapat,” ujarnya
Terkait angka kasus Covid-19 di Simalungun, ia mengatakan saat ini sebanyak 21 orang terkonfirmasi dari beberapa kecamatan.
“Ada 21 kasus yang terkonfirmasi. Beberapa di antaranya juga kita duga terjangkit subvarian baru, namun untuk berapa jumlahnya kita belum bisa memastikan,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu warga di Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, Dewi Utari (31) enggan melakukan vaksin booster, karena saat vaksin kedua, dia sakit sehingga trauma.
“Kemarin sempat sakit demam dan nyeri dis ekitar lengan setelah di vaksin kedua. Makanya saya masih takut untuk vaksin lagi,”ucapnya kepada Parboaboa.
Meski begitu, ia tidak menutup diri untuk nantinya melakukan booster.
“Ketika saya siap, saya akan booster. Sertifikatnyakan berguna juga untuk melakukan perjalanan jarak jauh dan sudah mulai diwajibkan juga,”ujarnya.