PARBOABOA, Pematang Siantar – Mesin motor berderap kencang, melintasi jalanan antar provinsi di Indonesia. Panas terik matahari dan guyuran air dari langit menjadi temannya sehari-hari. Kendaraan yang harus masuk bengkel karena rusak dan nyasar di jalan, momen yang sering dialaminya selama touring berkeliling Indonesia.
Adnan Photology, penjelajah tanah air dengan motor ini sudah berjalan berkeliling sejak 2019, langkahnya pun belum berhenti, segala medan tetap dilaluinya dengan kondisi resiko tidak terprediksi. Saat ini ia sudah berada di Kalimantan Tengah dan baru sekitar dua bulan lalu melintas di Sumatra Utara, untuk merasakan hidup di antara masyarakat sekitar Danau Toba dan Kepulauan Nias.
Saat berada di Pulau Nias, Adnan menetap di desa adat Hilisimaetano. Di sini dia membuat film dokumenter tentang kehidupan masyarakat serta menjelajah banyak tempat indah, mulai dari pantai, air terjun dan goa di dalam hutan yang kondisinya masih terjaga, ada stalaktit dan stalakmit yang bisa mengeluarkan suara merdu.
“Saya sempat tinggal di Pulau Nias selama empat bulan untuk membuat sebuah liputan tentang kehidupan di desa adat Hilisimaetano, yang akhirnya setelah keluar dari sana, saya berhasil membuat sebuah film dokumenter,” ucap Adnan kepada Parboaboa, lewat pesan singkat.
Adnan di tengah misinya berkeliling Indonesia, dia tidak lupa menyempatkan diri untuk berbagi. Saat di Pulau Nias, ada banyak buku bacaan yang disalurkan ke taman bacaan di Desa Hilinawalo Batusalawa, Nias Selatan, lewat kolaborasi dengan lembaga BenihBaik.com dan donatur kalangan masyarakat umum.
Menjejalah dengan Uang Saku
Sejak 2019 menjejalah keliling Indonesia, Adnan lebih banyak menggunakan dana saku pribadinya untuk biaya operasional. Ada beberapa endorsement dari perusahaan yang mensponsorinya dalam bentuk barang atau uang, namun nilainya masih kecilnya.
Adnan menghitung, untuk perjalanan sepanjang 2021-2022, uang saku pribadi yang sudah dikeluarkannya sekitar Rp40 juta.
“Untuk perjalanan ini lebih banyak pengeluaran pribadi dari pada pengeluaran sponsor. Saya mulai saat masih pandemi, jadi agak kesulitan mengeluarkan dana perjalanan. Kalau ditotalkan mungkin dari sponsor saya hanya dapat sekitar Rp7-8 juta. Ya masih dibawah Rp10 juta,” jelasnya.
Adnan mengakui dana menjadi kendala terbesarnya dalam melakukan penjelajahan. Kanal Youtube yang dikembangkannya juga belum cukup menghasilkan uang. Untuk mensiasati itu, tidak jarang dia harus sambil menjadi pekerja lepas di kota yang sedang disinggahinya demi mendapatkan uang tambahan.
“Makanya kadang-kadang perjalanan itu tersedat-sendat, seperti misalkan di Nias waktu pertama saya jalan, itu saya tertahan hampir 4 bulan karena kehabisan biaya. Jadi akhirnya di bulan ke empatnya saya bekerja mencari dana,” katanya.
Di tengah banyak kendala yang dihadapinya, Adnan tidak akan menyerah dengan keadaan. Dia akan terus melanjutkan ekspedisinya hingga bisa menyelesaikan penjelajahan seluruh wilayah di Indonesia.
“Seperti saat ini, sekarang saya di Banjarmasin ini udah hampir 3 minggu. Nah alasan berhenti juga karena terkendala dana dan mengumpulkan kembali agar bisa lanjut perjalanan,” ucapnya.
Eskpedisi Khatulistiwa
Adnan menyebut perjalanannya adalah ekspedisi khatulistiwa, sejak awal menjejalah hingga saat ini sedang berada di Kalimantan Tengah, sudah ada empat tugu didatanginya.
“Di Kalteng, target ke Tugu Khatulistiwa,” ucapnya Adnan kelahiran Garut, Jawa Barat ini.
Total provinsi yang sudah disinggahi Adnan sebanyak 15 provinsi, yakni Jakarta, Banten, Lampung, Bengkulu, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Aceh, Pekanbaru, Jambi, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Dan dari semua perjalanannya hingga saat ini, provinsi yang membuatnya berkesan dari segi adat istiadat adalah Pulau Nias. Sementara dari segi alam, Adnan kagum dengan Danau Toba, Samosir, Sumatra Utara dan Takengon, Aceh Tengah.
Adnan mengungkapkan bahwa dirinya berkeinginan untuk melanjutkan perjalanannya hingga ke luar negeri, terutama ke negara-negara yang menjadi minatnya untuk didatangi. Rencana itu akan direalisasikan pada beberapa tahun yang akan datang.
“Jika suatu saat berkunjung ke negara lain, saya ingin berbagi cerita dengan warga negara lain tentang Indonesia. Saat ini saya perkaya dahulu pengetahuan tentang tanah kelahiran saja,” ucapnya menutup pembicaraan.